“….tulung pak….aku ketangkep pulisi…..pak tulung….”, terdengar suara menghiba diseberang sana. Terdengar suasana sedikit gaduh dengan beberapa bentakan yang terdengar samar. “….tulung aku pak..” suara itu kembali mengiba. “sopo iki?!” tanyaku sedikit membentak. “aku Agus pak…tulung pak..aku ketangkep pulisi. “Agus?….Agus sopo?” kali ini pertanyaanku sedikit mentertawakan. “Agus, pak…tulung pak..” suara itu terus mengiba. “sukur….rasakno!!” demikan jawabku terakhir kalinya karena dia segera memutus koneksi.
Lewat tengah malam, bukan merupakan sebuah judul novel atau sinema berhantu yang tak lucu. Tepatnya hampir lewat tengah malam saat kejadian itu berlangsung, sekitar jam 00.50 pada Selasa dini hari. Ketika itu, saya yang sedang konsentrasi pada layar monitor akibat membawa pulang sebagian tugas kantor, berharap dapat mengurangi beban kerja esok hari.
Pertama kali telpon berdering, saya tidak segera merespon. Namun dering kedua dan seterusnya semakin mengusik. Terbersit kejadian ditengah malam hampir dua tahun lalu…ketika sebuah berita duka menghantam hingga kedalam rongga dada. … sosok seorang wanita pahlawan ditakdirkan menghadap Sang Maha Pencipta…… Beruntungnya kecemasan serupa tidak menjadi nyata, hanya sebuah jebakan dari modus penipuan yang sama seperti yang dialami seorang kawan beberapa hari sebelumnya. Huffff
Meski jebakan itu menjadikan sedikit jengkel namun ternyata ada manfaatnya, setidaknya mengingatkan saya bahwa hari telah larut malam. Tanpa kalkulasi rumit, saya segera mengamankan hasil kerja dan menyudahinya, lalu beranjak untuk istirahat. Selamat malam…
*****
maaf .... komentar dimoderasi